Akhirnya aku kembali bisa bernafas
tuhan,yang tadi itu apa?
"Jangan petik bunga itu! ", suara itu berbisik
tapi terdengar menggelegar dan membuat telinga nyeri. Ada apa dengan simerah
yang masih kuncup itu,suara apa itu? Kupalingkan wajah sambil terus meyakinkan
diri bahwa suara itu hanya halusinasi,lebih tepatnya menenangkan diri,menipu
pemikiran sendiri, diam-butuh waktu untuk menggerakkan kaki yang seakan
menancap dan mengumpulkan nyawa untuk beranjak pergi.
Pagi ini,aku kembali lewat didepan rumah berpagar putih
itu,pagar yang terlihat sangat kontras dengan mawar-mawar kuncup yang menyelip
di sela-selanya,ya-menggoda untuk dipetik,seperti biasanya. Tanpa kusadari
tanganku telah memegang tangkai mawar kuncup itu,"tidak,jangan!",batinku
menegur diriku sendiri sebelum suara lain kembali menghardikku dengan
dinginnya,suara yang takkan berani untukku cari sumbernya. Aku memutuskan untuk
bergegas pergi melewati sosok putih yang memperhatikanku dengan tatapan tajam
di sela-sela pagar. Bukan-itu hanya halusinasiku. Berlalu-aku takkan berani
balik menatap.
Siang ini aku tak ingin kembali lewat jalan itu,tepatnya
rumah itu, setelah suara,sosok putih itu,aku takkan bisa memprediksi apa lagi
yang akan aku halusinasikan jika leewat rumah berpagar putih itu.lagi pula,aku
tak yakin bisa menahan diri untuk tidak memetik mawar merah kuncup itu kali
ini.
aku berjalan memutar, 2X lebih jauh dari yang seharusnya,
melelahkan tapi ini lebih tidak beresiko.
Didepan rumah,ku temui pagar hitam rumahku terkunci,pasti mama
trauma dengan kejadian 6 hari yang lalu,saat seorang dengan wajah yang membuatku
pucat pasi tiba-tiba berdiri di depan pintu. Ku panggil mama berkali-kali ,tak
ada jawaban. Aku memutuskan untuk lewat pintu samping,biasanya pagar disamping kanan
rumahku tak dikunci, belum sampai di pagar samping,aku kembali melihat kuncup
merah itu,halusinasi lagi, kupercepat langkahku ,dan menabrak pagar samping
dengan kerasnya,masuk dengan tergesa-gesa,aku baru bisa bernafas lega.
Pagi,aku terlambat,seharusnya aku sudah berangkat 1 jam yang
lalu,tapi mimpi aneh itu membuatku tidak bisa tidur sampai pagi, (lagi) tentang
mawar merah ,sosok putih ,dan suara berat menggelegar itu. Ahh, pagi ini tidak
akan menjadi lebih baik,aku terlambat,jika aku berangkat 1 jam yang lalu aku
akan bisa jalan memutar, tapi aku sudah terlambat,mau tidak mau,aku harus lewat
rumah berpagar putih itu.
Aku berhasil melewatinya tanpa menoleh,kuperlambat langkahku,
langkahku menjadi lebih berirama santai.tapi tunggu,itu bukan suara
langkahku,ada seseorang dibelakang, langkah yang berat , refleks aku menoleh
kebelakang. Sosok putih itu, berjalan dibelakangku. Bukan,dia mengikutiku,kembali
wajahku pucat pasi seperti pertama kali aku melihat wajah itu di pintu rumahku minggu
lalu. Tanpa pikir panjang aku lari,bersyukur tangannya yang hendak menjangkau
lenganku tak sampai menyentuhku. Kali
ini bukan halusinasi,ini nyata. Apa aku sudah gila? Ini pagi hari,bagaimana
bisa dia keluar.
Sepanjang hari aku tak bisa melupakan sosok putih itu dan
suara beratnya , badanku menggigil,kepalaku pusing,wajahku masih pucat, sesaat
seperi ada ribuan kunang-kunang di mataku-sinar putih menyilaukan-pagar
putih-dan kuncup mawar merah di sela-selanya-wajah itu,sosok putih itu bergantian
muncul bagai slide show yang diatur dengan durasi per 0,00000001 detik,sangat
cepat,lalu gelap, aku tak sadarkan diri.
sudah seminggu ini aku tidak keluar rumah,artinya sudah
seminggu aku tidak lewat rumah berpagar putih itu, anehnya,tak seharipun aku
lalui tanpa mimpi aneh itu.kadang aku dengar suara berat itu sedang berbicara
di depan pintu kamarku,kadang aku mencium bau mawar yang khas . Aku sudah
gila,pasti aku sudah gila.
Jam 8 malam,bau masakan mama menyelinap ke kamarku .ku coba
untuk keluar dari selimut,badanku sakit, sudah seminggu badan ini hanya
bergolek diatas kasur. Selangkah lagi menuju pintu,tiba-tiba gagang pintuku
bergerak,ada seseorang yang sedang mencoba membuka pintuku dari luar,aku yakin
itu bukan mama,mama sedang memasak di dapur,dirumah ini hanya ada aku dan mama.siapa
itu? Aku hanya diam, suara berat itu memanggil namaku,wajahku pucat,kakiku
tertancap tak bergerak, nyawaku seperti terbang, gagang pintu itu berdecit,bunyi
pintu berderit membuka kedalam ,diikuti sosok putih itu menyelinap dibalikknya.
Dia di sini,dan aku tak bisa bergerak, aku tak bisa berteriak, aku mematung
,menatap membalas tatapan tajamnya. Masih dalam keadaan membatu, wangi mawar
menyeruak memenuhi kepalaku.
Dia masih berdiri
diam , tangannya menjulur kaku kearahku, aku ingin melarikan diri,tapi kakiku tak bisa
digerakkan seolah ada yang memeganggnya dengan cengkraman yang kuat. Aku tidak
bisa bergerak,wangi mawar itu menyengat,apakah aku akan kehilangan kesadaran
lagi.
Tangannya masih menjulur kaku kearahku, dia mengalihkan tatapnnya
dariku dan melirik mawar mekar ditangannya yang terjulur."mawar ini
untukmu,sudah mekar", dia tersenyum dan kembali menatapku.
Bak terhipnotis tanganku telah menjangkau bunga mawar mekar
di tangannya-masih terdiam.
" aku tidak melihatmu lewat di depan rumah seminggu
ini,ibumu bilang kamu sedang sakit, kemaren waktu aku datang kamu sedang tidur,jadinya
aku hanya sampai pintu kamar kamu,kamu sudah baikan?" ,dia kembali tersenyum,senyum
yang sama yang membuat nyawaku seolah hilang saat pertama kali melihatnya.
Dia adalah reno,tetangga baruku, aku sangat terkejut saat
pertama kali bertamu kerumahku memperkenalkan diri sebagai tetangga baruku,rumahnya
ada di samping kanan rumahku,bahkan pagar hitam sebelah kananku dengan pagar
putihnya hanya berjarak beberapa langkah. Dia terlihat sangat sempurna dengan
baju putih yang dia kenakan ,dan senyum indah itu membuatku pucat pasi . Sehari
setelah dia pindah ,aku melihat banyak perubahan di rumah tetanggaku itu,bnyak
bunga mawar merah dipagar putihnya yang sederhana, bagaimana mungkin seorang laki-laki
suka keindahan,membuatku semakin memikirkannya. Sore itu aku sangat jatuh cinta
pada salah satu tangkai mawar kuncup itu,aku pikir tak akan berpengaruh jikaku
petik satu untuk dikamarku. Belum sampai menjangkaunya,reno telah ada
disampingku ,dan berbisik lembut untuk jangan memetiknya, jantungku berdebar,suara
berat yang berbisik lembut terdengar menggelegar di telingaku. Aku seakan bisa
melihatnya tersenyum setelah berbicara,itu membuatku tak sanggup untuk berbalik
kearahnya dan meminta maaf.aku malah bergegas lergi dengan perasaan yang tidak
menentu,akubtidak ingin memperlihatkan perasaan suka ku padanya. Bagaimana
mungkin aku jatuh cinta pada pandangan pertama,terlalu klise.
aku memutuskan untuk menghindari reno,aku bahkan memilih
untuk berjalan memutar komplek agar tidak lewat di depan rumahnya. Aku merasa bodoh
bagaimana aku bisa berjalan memutar ke kiri hanya untuk menghindari 1 rumah di
sebelah kanan rumahku.
"Ooiya,minggu lalu,saat kamu lewat di depan rumahku,gantungan
kuncimu jatuh. Waktu aku kejar kamu buat balikin,kamunya malah lari.
Hehe,mungkin kamu tergesa-gesa gara-gara telat"
Hari itu,saat dia mengikutiku,dan aku tak berhenti
memikirkannya di sekolah,,bagaiman mungkin aku sadar gantungan ku lepas,jika sudah
melihat wajahnya. Tuhan aku sudah gila,bagaiman kejadiian itu membuatku sakit
beberapa hari ini,beginikah efek cinta pertama, tuhan ,ini sangat berlebihan.
"Kok diam aja sih,kamu masih marah ya karena aku
melarangmu memetik mawarku waktu itu? Aku g' bermaksud melarang sih,waktu itu mawarnya
masih kuncup,mawar itu akan terlihat lebih indah kalau udah mekar seperti
sekarang. Aku belum sempat jelasin kamu udah lari. Maafin aku ya"
Dian benar,mawar itu terlihat jauh lebih indah
sekarang,wanginya juga semakin harum.
"Makasi ya", itu satu-satunya kata yang terfikir.
Reno tersenyum, senyum indah yang serasi dengan baju
putihnya,baju putih yang tampak kontras dengan bunga mawar mekar yang sedang
kupegang sekarang. Sama seperti mimpi aneh yang membuatku terlambat,mimpi yang
selalu datang selama seminggu ini.
Akhirnya aku kembali bisa bernafas,
tuhan, yang kurasakan sejak pertama kali melihatnya itu apa?
Tuhan,apa alasan aku bertingkah aneh 2 minggu ini?
Apa ini cinta?
Mungkinkah
Writed by: bintu akmal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar