Selasa, 25 Maret 2014

Mawar

Akhirnya aku kembali bisa bernafas
tuhan,yang tadi itu apa?

"Jangan petik bunga itu! ", suara itu berbisik tapi terdengar menggelegar dan membuat telinga nyeri. Ada apa dengan simerah yang masih kuncup itu,suara apa itu? Kupalingkan wajah sambil terus meyakinkan diri bahwa suara itu hanya halusinasi,lebih tepatnya menenangkan diri,menipu pemikiran sendiri, diam-butuh waktu untuk menggerakkan kaki yang seakan menancap dan mengumpulkan nyawa untuk beranjak pergi.

Pagi ini,aku kembali lewat didepan rumah berpagar putih itu,pagar yang terlihat sangat kontras dengan mawar-mawar kuncup yang menyelip di sela-selanya,ya-menggoda untuk dipetik,seperti biasanya. Tanpa kusadari tanganku telah memegang tangkai mawar kuncup itu,"tidak,jangan!",batinku menegur diriku sendiri sebelum suara lain kembali menghardikku dengan dinginnya,suara yang takkan berani untukku cari sumbernya. Aku memutuskan untuk bergegas pergi melewati sosok putih yang memperhatikanku dengan tatapan tajam di sela-sela pagar. Bukan-itu hanya halusinasiku. Berlalu-aku takkan berani balik menatap.

Siang ini aku tak ingin kembali lewat jalan itu,tepatnya rumah itu, setelah suara,sosok putih itu,aku takkan bisa memprediksi apa lagi yang akan aku halusinasikan jika leewat rumah berpagar putih itu.lagi pula,aku tak yakin bisa menahan diri untuk tidak memetik mawar merah kuncup itu kali ini.
aku berjalan memutar, 2X lebih jauh dari yang seharusnya, melelahkan tapi ini lebih tidak beresiko.
Didepan rumah,ku temui pagar hitam rumahku terkunci,pasti mama trauma dengan kejadian 6 hari yang lalu,saat seorang dengan wajah yang membuatku pucat pasi tiba-tiba berdiri di depan pintu. Ku panggil mama berkali-kali ,tak ada jawaban. Aku memutuskan untuk lewat pintu samping,biasanya pagar disamping kanan rumahku tak dikunci, belum sampai di pagar samping,aku kembali melihat kuncup merah itu,halusinasi lagi, kupercepat langkahku ,dan menabrak pagar samping dengan kerasnya,masuk dengan tergesa-gesa,aku baru bisa bernafas lega.

Pagi,aku terlambat,seharusnya aku sudah berangkat 1 jam yang lalu,tapi mimpi aneh itu membuatku tidak bisa tidur sampai pagi, (lagi) tentang mawar merah ,sosok putih ,dan suara berat menggelegar itu. Ahh, pagi ini tidak akan menjadi lebih baik,aku terlambat,jika aku berangkat 1 jam yang lalu aku akan bisa jalan memutar, tapi aku sudah terlambat,mau tidak mau,aku harus lewat rumah berpagar putih itu.
Aku berhasil melewatinya tanpa menoleh,kuperlambat langkahku, langkahku menjadi lebih berirama santai.tapi tunggu,itu bukan suara langkahku,ada seseorang dibelakang, langkah yang berat , refleks aku menoleh kebelakang. Sosok putih itu, berjalan dibelakangku. Bukan,dia mengikutiku,kembali wajahku pucat pasi seperti pertama kali aku melihat wajah itu di pintu rumahku minggu lalu. Tanpa pikir panjang aku lari,bersyukur tangannya yang hendak menjangkau lenganku tak sampai menyentuhku.  Kali ini bukan halusinasi,ini nyata. Apa aku sudah gila? Ini pagi hari,bagaimana bisa dia keluar.

Sepanjang hari aku tak bisa melupakan sosok putih itu dan suara beratnya , badanku menggigil,kepalaku pusing,wajahku masih pucat, sesaat seperi ada ribuan kunang-kunang di mataku-sinar putih menyilaukan-pagar putih-dan kuncup mawar merah di sela-selanya-wajah itu,sosok putih itu bergantian muncul bagai slide show yang diatur dengan durasi per 0,00000001 detik,sangat cepat,lalu gelap, aku tak sadarkan diri.

sudah seminggu ini aku tidak keluar rumah,artinya sudah seminggu aku tidak lewat rumah berpagar putih itu, anehnya,tak seharipun aku lalui tanpa mimpi aneh itu.kadang aku dengar suara berat itu sedang berbicara di depan pintu kamarku,kadang aku mencium bau mawar yang khas . Aku sudah gila,pasti aku sudah gila.

Jam 8 malam,bau masakan mama menyelinap ke kamarku .ku coba untuk keluar dari selimut,badanku sakit, sudah seminggu badan ini hanya bergolek diatas kasur. Selangkah lagi menuju pintu,tiba-tiba gagang pintuku bergerak,ada seseorang yang sedang mencoba membuka pintuku dari luar,aku yakin itu bukan mama,mama sedang memasak di dapur,dirumah ini hanya ada aku dan mama.siapa itu? Aku hanya diam, suara berat itu memanggil namaku,wajahku pucat,kakiku tertancap tak bergerak, nyawaku seperti terbang, gagang pintu itu berdecit,bunyi pintu berderit membuka kedalam ,diikuti sosok putih itu menyelinap dibalikknya. Dia di sini,dan aku tak bisa bergerak, aku tak bisa berteriak, aku mematung ,menatap membalas tatapan tajamnya. Masih dalam keadaan membatu, wangi mawar menyeruak memenuhi kepalaku.

 Dia masih berdiri diam , tangannya menjulur kaku kearahku,  aku ingin melarikan diri,tapi kakiku tak bisa digerakkan seolah ada yang memeganggnya dengan cengkraman yang kuat. Aku tidak bisa bergerak,wangi mawar itu menyengat,apakah aku akan kehilangan kesadaran lagi.
Tangannya masih menjulur kaku kearahku, dia mengalihkan tatapnnya dariku dan melirik mawar mekar ditangannya yang terjulur."mawar ini untukmu,sudah mekar", dia tersenyum dan kembali menatapku.
Bak terhipnotis tanganku telah menjangkau bunga mawar mekar di tangannya-masih terdiam.
" aku tidak melihatmu lewat di depan rumah seminggu ini,ibumu bilang kamu sedang sakit, kemaren waktu aku datang kamu sedang tidur,jadinya aku hanya sampai pintu kamar kamu,kamu sudah baikan?" ,dia kembali tersenyum,senyum yang sama yang membuat nyawaku seolah hilang saat pertama kali melihatnya.

Dia adalah reno,tetangga baruku, aku sangat terkejut saat pertama kali bertamu kerumahku memperkenalkan diri sebagai tetangga baruku,rumahnya ada di samping kanan rumahku,bahkan pagar hitam sebelah kananku dengan pagar putihnya hanya berjarak beberapa langkah. Dia terlihat sangat sempurna dengan baju putih yang dia kenakan ,dan senyum indah itu membuatku pucat pasi . Sehari setelah dia pindah ,aku melihat banyak perubahan di rumah tetanggaku itu,bnyak bunga mawar merah dipagar putihnya yang sederhana, bagaimana mungkin seorang laki-laki suka keindahan,membuatku semakin memikirkannya. Sore itu aku sangat jatuh cinta pada salah satu tangkai mawar kuncup itu,aku pikir tak akan berpengaruh jikaku petik satu untuk dikamarku. Belum sampai menjangkaunya,reno telah ada disampingku ,dan berbisik lembut untuk jangan memetiknya, jantungku berdebar,suara berat yang berbisik lembut terdengar menggelegar di telingaku. Aku seakan bisa melihatnya tersenyum setelah berbicara,itu membuatku tak sanggup untuk berbalik kearahnya dan meminta maaf.aku malah bergegas lergi dengan perasaan yang tidak menentu,akubtidak ingin memperlihatkan perasaan suka ku padanya. Bagaimana mungkin aku jatuh cinta pada pandangan pertama,terlalu klise.

aku memutuskan untuk menghindari reno,aku bahkan memilih untuk berjalan memutar komplek agar tidak lewat di depan rumahnya. Aku merasa bodoh bagaimana aku bisa berjalan memutar ke kiri hanya untuk menghindari 1 rumah di sebelah kanan rumahku.

"Ooiya,minggu lalu,saat kamu lewat di depan rumahku,gantungan kuncimu jatuh. Waktu aku kejar kamu buat balikin,kamunya malah lari. Hehe,mungkin kamu tergesa-gesa gara-gara telat"

Hari itu,saat dia mengikutiku,dan aku tak berhenti memikirkannya di sekolah,,bagaiman mungkin aku sadar gantungan ku lepas,jika sudah melihat wajahnya. Tuhan aku sudah gila,bagaiman kejadiian itu membuatku sakit beberapa hari ini,beginikah efek cinta pertama, tuhan ,ini sangat berlebihan.

"Kok diam aja sih,kamu masih marah ya karena aku melarangmu memetik mawarku waktu itu? Aku g' bermaksud melarang sih,waktu itu mawarnya masih kuncup,mawar itu akan terlihat lebih indah kalau udah mekar seperti sekarang. Aku belum sempat jelasin kamu udah lari. Maafin aku ya"

Dian benar,mawar itu terlihat jauh lebih indah sekarang,wanginya juga semakin harum.
"Makasi ya", itu satu-satunya kata yang terfikir.

Reno tersenyum, senyum indah yang serasi dengan baju putihnya,baju putih yang tampak kontras dengan bunga mawar mekar yang sedang kupegang sekarang. Sama seperti mimpi aneh yang membuatku terlambat,mimpi yang selalu datang selama seminggu ini.

Akhirnya aku kembali bisa bernafas,
tuhan, yang kurasakan sejak pertama kali melihatnya itu apa?
Tuhan,apa alasan aku bertingkah aneh 2 minggu ini?
Apa ini cinta?

Mungkinkah

Writed by: bintu akmal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar